LEWOLEBA – Meysa Chatelin Witak (14), siswi SMPN 1 Nubatukan, Kabupaten Lembata, korban penyiraman air keras yang dilakukan Charles Arif alias Koko Cimeng pada Senin, 14 Oktober 2024 lalu, telah menjalani operasi pertama setelah tiba di Denpasar, Bali.
Setelah menjalani operasi di RSUP Sanglah, Bali, Meysa dipastikan bisa dipulangkan sambil menunggu perkembangan karena masih mendapatkan perawatan intens oleh dokter ahli.
Ia dipulangkan untuk dirawat mandiri, pada 20 Oktober 2024.
Yanri Tamonob, keluarga yang mendampingi korban kepada wartawan, Sabtu, 19 Oktober 2024 siang mengatakan, kondisi Meysa sudah membaik pasca kejadian tragis yang menimpanya.
“Meysa sudah jalani operasi tahap pertama dan masih dalam penanganan dokter ahli. Untuk saat ini Meysa belum bisa pulang ke Lembata, dia masih dirawat,” kata Yanri Tamonob sebagaimana ditulis Suluhnusa.com.
Ia mengakui, saat tiba di Bali, mereka dijemput paguyuban Lembata di Bali. Mereka juga yang mengurus semua proses rujukan di Bali dan menjemput usai menjalani operasi.
“Sejak kedatangan, kami dijemput oleh Bapak Simon, Ketua Paguyuban Lembata di Bali sampai usai operasi tahap pertama,” kata Yanri Tamonob.
Perawat pendamping dari RSUD Lewoleba yang diikutkan dalam pengobatan Meysa ke RSUP Sanglah mengatakan, saat tiba sekitar pukul 15.20, korban langsung ditangani oleh tim dokter dan dilakukan operasi Amnion Graft pukul 23.00 sampai pukuk 03.00.
“Visite dokter yang merawat Meysa siang ini diperbolehkan pulang. Keluarga korban difasilitasi oleh Paguyuban Lembata (Bapak Simon) yang ada di Bali sambil menunggu kontrol kembali ke dokter yang dijadwalkan, Rabu, 23 Oktober 2024,” terangnya.
Dua menambahkan, kornea mata Meysa Chatelin Witak sudah rusak. Operasi pemasangan Amnion Graft bertujuan agar tidak terjadi kebocoran di matanya dan bukan untuk memulihkan penglihatan.
Yanri mengatakan, kondisi mata Meysa Chatelin Witak dalam kerusakan level 4 dan telah terjadi kerusakan pada jaringan mata. Sehingga menurut dokter membutuhkan waktu sampai tiga tahun untuk pembentukan sel baru di mata. (Tim LembataNews)