LEWOLEBA – GUBERNUR NTT Melkiades Laka Lena dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Kabupaten Lembata pada Rabu, 16 April 2025 berkesempatan mengunjungi Puskesmas Hadakewa, di Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata.
Dalam kunjungan ini, Gubernur Melki Laka Lena berkesempatan melaunching pembayaran retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas Hadakewa menggunakan sistem pembayaran non tunai menggunakan aplikasi Barcode Qris dan non tunai.
Pantauan LembataNews.id di Puskesmas Hadakewa malam tadi, Gubernur Melki Laka Lena yang baru tiba dari Kedang usai melaksanakan panen perdana jagung di Desa Lebewala, Kecamatan Omesuri, didampingi Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq, Wakil Bupati Muhamad Nasir, dan Kapolres Lembata.
Tiba di Puskesmas Hadakewa, rombongan Gubernur dan Bupati Lembata disambut Sekda Lembata Paskalis Ola Tapobali dan Kepala Puskesmas Hadakewa Kristina Kewa, serta Kepala Bank NTT Cabang Lewoleba Eghbert Balukh dan segenap tenaga kesehatan Puskesmas Hadakewa.
Sebelum melaunching pembayaran retribusi non tunai, Gubernur Melki Laka Lena terlebih dahulu berdialog dengan Kepala Puskesmas Hadakewa.
Ia juga berkesempatan menyaksikan uji coba pembayaran retribusi pelayanan kesehatan menggunakan mesin EDC Bank NTT dengan debit kartu ATM.
Gubernur Melki Laka Lena memuji dan mengapresiasi layanan Bank NTT yang merupakan inovasi pertama di NTT yang diterapkan di Lembata untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran atas pelayanan kesehatan.
“Puskesmas Hadakewa di Lembata menjadi puskesmas pertama yang memberikan pelayanan kesehatan dengan pembayaran non tunai oleh Bank NTT,” ujar Melki Laka Lena.
Sementata itu, Kepala Puskesmas Hadakewa Kristina Kewa mengatakan, hadirnya inovasi Bank NTT berupa pembayaran retribusi pelayanan kesehatan menggunakan sistem non tunai dirasakan sangat membantu tidak saja bagi masyarakar, tetapi juga petugas di Puskesmas.
Melalui pembayaran retribusi pelayana kesehatan non tunai ini, lanjutnya, dapat menghindari petugas memegang uang tunai terlalu lama di tangan. Menurutnya, dengan layanan non tunai tersebut sangat menguntungkan dan aman.
Ia mengakui, sejak menerima mesin EDC Bank NTT pada Maret lalu, sudah sebanyak 61 pasien yang menggunakan sistem pembayaran non tunai.

“Masyarakat sangat terbantu karena masyarakat sudah terpapar teknologi digital sehingga ada pasien-pasien umum yang datang dan minta bayar pakai aplikasi,” kata Kristina Kewa.
Ditanya terkait kendala penggunaan aplikasi non tunai, ia mengakui bahwa sepanjang penggunaan ini tak menemui kendala berarti kecuali kendala jaringan.
Apalagi, selama ini Bank NTT selalu mendampingi, sehingga jika menghadapi kendala, bisa langsung diatasi petugas Bank NTT.
Kepala Bank NTT Cabang Lewoleba Eghbert Balukh menjelaskan, untuk Kabupaten Lembata, penerapan pembayaran retribusi pelayanan kesehatan sudah dimulai sejak 7 Februari 2025 dengan melakukan uji coba dan pelatihan kepada seluruh Puskesmas.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini penerapan pembayaran retribusi Pelayanan Kesehatan sudah diterapkan di 10 Puskesmas dari 12 Puskesmas yang ada di Lembata dan diupayakan secepatnya untuk seluruh Puskesmas yang ada dapat menerapkan layanan tersebut.
“Launching pembayaran retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas Hadakewa mewakili kegiatan pembayaran retribusi pada Puskesmas lainnya di Kabupaten Lembata dan juga merupakan yang pertama dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur,” tandas Eighbert Balukh. (Tim LembataNews)