LEWOLEBA – Meysa Chatelin Witak (14), siswi SMPN 1 Nubatukan, Kabupaten Lembata nyaris mengalami kebutaan total setelah diduga disiram menggunakan air keras ke wajahnya pada Senin, 14 Oktober 2024 pagi. Saat ini Meya Chatelin Witak terbaring lemah di ruang bedah RSUD Lewoleba didampingi kakaknya Indah Witak yang terus menangis melihat kondisi adiknya.
Sejauh ini pelaku penyiraman air keras masih belum ditemukan, dan polisi masih berupaya melakukan pencarian.
Senin pagi tadi sekitar pukul 06.20, korban dalam perjalanan dari rumah menuju sekolahnya di SMPN 1 Nubatukan. Saat tiba di perempatan SDN Kota Baru, tiba-tiba ia disiram air keras oleh seorang pelaku yang mengenakan jilbab dan wajahnya ditutupi masker. Usai menyiram korban, pelaku melarikan diri dibonceng sepeda motor matic warna merah.
Pasca kejadian, korban langsung dilarikan ke RSUD Lewoleba dan langsung ditangani dokter mata.
Dilansir dari victorynews.id, Senin, 14 Oktober 2024 siang, korban didampingi kakanya Indah Witak terbaring lemah dan sesekali mengerang memanggil sang kakak.
Tampak darah mengucur dari mata kirinya, dan langsung dilap sang kakak menggunakan tisu. Mulutnya pun tampak menghitam akibat siraman air keras.
Sang kakak yang tak tega melihat kondisi adiknya seperti itu berlinang air mata.

Daud James Witak, ayah korban di ruang perawatan anaknya mengaku sangat shock melihat kondisi yang menimpa anaknya itu.
Yang dia pikirkan saat ini adalah bagaimana menangani sang anak. Ia tidak mau berpikir soal pelaku yang tega menyiram anaknya.
“Tidak boleh darah di bayar darah. Saya orangnya cinta damai, kalau soal hukum saya serahkan sepenuhnya kepada polisi,” kata Daud Witak.
Ia mengatakan, dokter ahli mata dr Syafira sudah memeriksa kondisi anaknya dan informasinya akan dirawat dulu dua tiga hari ke depan.
“Dokter bilang harus donor dan saya siap. Sebagai orangtua saya siap (donor). Lebih baik saya punya bagi satu buat dia biar dia bisa lihat. Dan kalau cocok saya siap donorkan mata untuk anak yang penting anak saya bisa lihat walau mungkin hanya sebelah saja,” kata Daud Witak.
Selain sang ayah yang rela mendonorkan mata, sang kakak Indah Witak juga siap merelakan matanya untuk sang adik.
Ketika sang ayah dan sang kakak mau mendonorkan matanya, keduanya berpelukan sambil menangis. Keharuan pun merebak ke semua pengunjung dan semuanya menangis melihat kerelaan sang ayah dan sang kakak untuk adik dan anak mereka.
Jhon Batafor, anggota DPRD Lembata dari Fraksi Partai NasDem yang sempat menjenguk korban di Ruang Bedah RSUD Lewoleba mengatakan, yang paling utama saat ini adalah berpikir soal keselamatan korban.
Ia berharap, tim dokter dapat menangani korban secara baik dan memulihkan kondisinya dan jika memungkinkan dapat dilakukan donor kornea untuk memulihkan penglihatan korban.
Ia bahkan berjanji akan menggerakkan komunitas dan relasinya untuk mencari donor kornea guna membantu korban.
“Soal biaya kita bisa bantu cari, yang terpenting dia bisa melihat. Apalagi kalau dirujuk ke Bali, saya akan bantu dengan segala upaya saya yang penting adik nona bisa lihat kembali,” kata Jhon Batafor. (sumber victorynews.id)
Mea syg ee…cpat smbuh ee.. Tuhan psti tnjukan jalan untuk tngkap pelakunya itu.. Yg kuat adik syg,, kuat jg buat om david,,k kris dan kk indah.
Sedih dengan keadaan adik kita ni. Semoga Allah menyembuhkan sakit yg ia rasakan. Mohon maaf sebelumnya. apakah fasilitas rumah sakit yg menyangkut kesehatan mata ini lengkap ?? Dan kalu lengkap Alhamdulillah bsa ditangani ibu dokter mata. Sekedar masukan sj. kenapa tdk di bawah ke Kupang atau RS yg fasilitasnya lengkap. agar tdk semakin parah kondisi saraf optik pda mata.. karna kalu di biarkan dua tiga hari maka saya khawatir saraf optik mengalami kecacatan permanen./hal yg tdk diinginkan. 🙏🙏 Semoga Allah melindungimu d menyembuhkan sakit yg Ade rasakan saat ini. Aminn. Tetap kuat karna kami semua masyarakat Lembata mendoakanmu