LEWOLEBA – Perjalanan Penjabat Bupati Lembata Paskalis Ola Tapobali mengikuti studi banding ke PLTP Kamojang, Jawa Barat tidak didanai oleh PT PLN. Akan tetapi, perjalanan mengikuti Stuba sepenuhnya dibiayai dari anggaran di Bagian Protokol Pimpinan dari Pos Kepala Daerah.
Asisten I Sekda Lembata Quintus Irenius Suciadi menjawab LembataNews.id di ruang kerjanya, Selasa, 16 Juli 2024, menjelaskan, Penjabat Bupati Lembata Paskalis Ola Tapobali mengikuti studi banding ke PLTP Kamojang didampingi Kasubag Protokol, dan ajudan.
Mereka, lanjutnya, berangkat menggunakan surat tugas Pemda dan didanai dari anggaran pada Bagian Protokol dari Pos Kepala Daerah.
“Yang bisa saya jawab adalah perjalanan Pak Penjabat Bupati karena saya yang paraf,” kata Irenius Suciadi.
Ditanya terkait keikutsertaan pimpinan OPD lainnya, Irenius Suciadi mengatakan, dinas badan yang lain yang ikut berangkat silakan dicek langsung ke mereka.
Dikatakannya, keikutsertaan Penjabat Bupati Lembata dalam studi banding karena ada masyarakat yang ikut dalam studi banding.
Selain itu, Penjabat Bupati pun perlu ikut dalam studi banding untuk tahu terkait rencana pembangunan PLTP dimaksud. Sehingga, ketika masyarakat bertanya, ia bisa menjelaskan mengingat di PLTP Kamojang merupakan PLTP tertua.
Proyek Strategis Nasional
Sementara itu, Paulus Makarius Dolu, anggota DPRD Lembata dari Fraksi Partai Gerindra mengatakan, rencana pembangunan PLTP Atadei merupakan proyek strategis nasional dan tahapannya sedang berjalan.
Dikatakannya, di tahapan sosialisasi ini, memang menuntut harus ada informasi yang detail dan transparan. Dibutuhkan share pengetahuan dari ahli geologi dan geothermal.
Masyarakat, lanjutnya, harus mendapatkan sisi positif dan negatifnya. Selain shrare pengetahuan juga perlu meminta agar bisa melihat ke tempat panas bumi diproses menjadi energi listrik.
Sehingga, pihak PLN merekomendasikan studi banding ke PLTP Kamojang.
“Utusan pemerintah, DPRD, masyarakat, pemangku hak ulayat juga wartawan akan melihat ke sana. Dengan melihat langsung diharapkan dapat membantu mensosialisasikan hal-hal terkait pemanfaatan panas bumi ini baik negatif maupun positifnya. Dengan melihat ini barangkali bisa percaya bahwa ini baik atau buruk,” kata Paul Dolu. (Tim LembataNews)