LEWOLEBA – Kritikus dan akademisi Rocky Gerung mengakui bahwa selama ini banyak talk show yang digelar di Jakarta Isinya kosong. Ia bahkan bisa bertemu teman diskusi yang sepadan dan berpikir tajam di Lembata.
Karena itu, Rocky Gerung mengusulkan agar dibikin semacam Indonesian Lembata Club (ILC) di Lembata.
Di hadapan masyarakat Lembata dalam kuliah akal sehat
“Membangun Nalar Kritis, Berpikir Arah Membangun Lembata” di Ballroom Olimpic Resto Lewoleba, Kabupaten Lembata, Selasa, 28 Mei 2024, malam tadi, Rocky Gerung tegas mengatakan, selama ini banyak disibukan dengan talk show di Jakarta yang isinya kosong.
Namun, ketika berada di Lembata, ia justru mendapatkan teman berpikir setajam ILC merujuk pada pernyataan Eman Krova dalam dialog malam itu.
Karena itu, ia menggagas dilahirkan semacam Indonesian Lembata Club.
Ia juga menggagas dibukanya ruang dialog tanpa sensor antara bupati dengan tokoh-tokoh dan jurnalis di Lembata.
Dikatakannya, seorang pemimpin itu diambakan kalau sudah bisa mengatasi hambatan sebagai bawahan. Jika pemimpin sudah mampu mengatasi hambatan sebagai bawahan, baru birokrasinya bisa melayani publik. Rakyat memilih bupati tetapi perintah partai yang membuatnya tidak lebih mengutamakan gemohing.
Karena itu, perlu diagendakan setiap Minggu atau setiap bulan ada forum terbuka tanpa sensor antara tokoh-tokoh, bik tokoh masyarakat , tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan jurnalis dengan bupati.
Ditegaskannya, Bupati harus menyadari bahwa ia terpilih oleh rakyat bukan oleh parpol. Dia membaca dari hati dan kemampuan mendengar lebih penting dari membaca keputusan dari partai.
“Sehingga, ia (Bupati) menjadi leader, bukan jadi diler antara pengusaha dan partai. Itu poin dasarnya,” tegas dia.
Ia bahkan mendorong lembaga atau NGO seperti Taman Daun memberikan reward kepada masyarakat yang paling banyak mengkritik Bupati.
Menurut dia, agar seseorang bisa mengkritik, hal utama adalah menghilangkan terlebih dahulu hal yang bersifat ketakutan mengungkapkan kritik.

“Kalau mau ajukan proposal, mulailah dengan kritik dan baru ajukan proposal. Kalau tidak mau dikritik datanglah dan dengarkan suara hati kami. Kasih reward tokoh yang bisa kritik bupati ,” kata Rocky Gerung.
Untuk itu, ia menyarankan siapapun Bupati terpilih, dibuatkan perjanjian bahwa jika ingin mengikuti tradisi harus ada percakapan publik bupati dg tokoh masyarakat, agar bupati tahu problem di daerah.
Menjawab Eman Sinuor soal filosofi bonsai, Rocky Gerung mengatakan, sebagai penyuka bonsai, filosofi bonsai bukan sekadar menghemat energi tetapi menyebut bonsai artinya ada keindahan yang dihasilkan. Bonsai bukan karena kerdil tapi indah. Ide bupati bisa tidak terlihat gegap gempita tapi tetap indah di depan rakyat.
Kehadiran Rocky Gerung disponsori Taman Daun di bawah komando Jhon Batafor.
Hadir dalam kuliah akal sehat di Ballroom Olimpic Resto malam tadi, para pimpinan partai politik, kepala desa, tokoh agama, pegiat perempuan, Ara aktivis, dan jurnalis.
Rocky Gerung berada di Lembata selama dua hari. Rabu (29/5/2025) malam nanti, Rocky Gerung akan kembali berbicara di hadapan masyarakat Lembata di Taman Kota Swaolsa Titen, Lewoleba. (Tim LembataNews)