KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lembata sudah menetapkan perolehan suara dan kursi partai politik peserta Pemilu Legislatif. Sebanyak sepuluh partai telah sah ditetapkan meraih kursi.
Partai Demokrat meraih empat kursi, disusul Partai Golkar juga dengan empat kursi. Di bawahnya ada PDIP (3), PKB (3), Partai NasDem (3), PAN (2), Partai Gerindra (2), PKN (1), Partai Gelora (1), Perindo (1), dan PKS (1).
Melihat perolehan kursi ini, maka jika mengandaikan koalisi partai berdasarkan syarat minimal lima kursi, maka idealnya dalam Pilkada Lembata 27 November 2024 nanti, bakal ada lima koalisi partai politik. Itu kalau koalisi dengan syarat minimal lima kursi.
Akan tetapi, dengan melihat peta politik Lembata akhir-akhir ini, koalisi dengan kursi minimal sepertinya akan sulit terwujud mengingat bangunan komunikasi politik lintas partai yang terjadi saat ini mengarah ke koalisi gemuk.
Bahkan, sempat terbersit rumor di tengah publik, bahwa ada bakal calon tertentu yang akan memainkan politik melawan kotak kosong. Itu artinya, kandidat ini borong semua partai, atau membiarkan ada satu partai yang menggantung tanpa bisa berkoalisi karena partai lain sudah dikuasai semua.
Namun, politik kotak kosong sepertinya sudah mentok setelah komunikasienguasai semua partai politik pemilik kursi gagal tercapai.
Jika sudah demikian, maka komunikasi politik yang dibangun saat ini adalah bagaimana membangun koalisi untuk mengusung pasangan calon.
Jika melihat dan mengamati proses pendaftaran yang telah dibuka partai politik selama sepekan terakhir, arah koalisi itu tampaknya mulai mengerucut.
Empat partai politik peraih satu kursi di parlemen tampaknya sudah mulai menyatukan tekad. Pkn, PKS, dan Gelora sudah satu hati sambil menunggu Perindo bergabung.
Arah komunikasi politiknya pun sudah mulai tampak. Tiga pimpinan partai ini bahkan sudah selangkah lebih maju dan akan segera mendeklarasikan bakal calon bupati yang akan mereka usung.
Jika Perindo pun bergabung, mereka masih kekurangan jumlah minimal lima kursi. Partai manakah yang mereka lirik?
Khabarnya komunikasi intens tengah dibangun tiga pimpinan parpol ini dengan NasDem.
Sepertinya arah koalisi bersama NasDem pun semakin mengerucut jika bakal calon bupati yang diusung menemui kata sepakat.

Bahkan, Partai Golkar pun digadang-gadang bakal bergabung dengan koalisi ini. Sehingga, koalisi gemuk akan terbentuk dengan total 11 kursi dan ini akan menjadi koalisi partai pertama yang terbentuk.
Bangunan koalisi partai politik yang kedua yang tengah dibangun saat ini adalah antara PKB dengan PDIP. Dua partai ini sudah pernah berkoalisi mengusung pasangan calon pada Pilkada Lembata 2016 yang lalu mengusung paket Viktor Mado Watun-Naser Laode.
Jika komunikasi politik ini intens dan menemui kata sepakat, maka akan menjadi koalisi partai kedua menuju pesta demokrasi nanti.
Sekarang tersisa Demokrat, Gerindra, dan PAN dengan total perolehan kursi sembilan. Jika ketiga pimpinan partai politik ini bersepakat, maka akan terbentuk koalisi partai politik yang ketiga.
Lalu, jika koalisi partai politik sudah berhasil dibentuk, siapakah bakal calon yang akan diusung tiga koalisi partai politik ini?
Koalisi partai politik pertama, PKN, PKS, Gelora, NasDem, dan Golkar jika melihat proses rekrutmen melalui proses pendaftaran yang dilakukan, tampaknya akan mengerucut ke dr Jimmy Sunur. Sedangkan bakal calon wakil bupati akan dibicarakan kembali bersama koalisi partai. Apakah mendorong Juprians Lamabelawa, Petrus Bala Wukak, Jhon Batafor, Longginus Lega, ataukan Lukas Lipatama.

Koalisi partai politik ini bakal agak njelimet dalam menentukan bakal calon wakil bupati. Namun jika berkeinginan melanjutkan koalisi, tentu saja harus ada partai politik yang siap menenggelamkan ego dan bersepakat mengusung calon bupati yang lebih berpeluang menang jika dikawinkan dengan calon bupati.
Maka bakal calon bupati asal Ile Ape dan selatan lah yang lebih berpeluang. Jika Jimmy Sunur dianggap representasi etnis Edang dan kuat di dalam kota, maka ia tentunya akan memilih calon wakil bupati nya dari selatan. Maka, nama Petrus Bala Wukak dan Jhon Batafor adalah pilihan. Namun, jika memilih Ile Ape, mka Juprians Lamabelawa dan Lukas Lipatama akan lebih berpeluang.
Bisa saja pasangan calon Jimmy Sunur – Petrus Bala Wukak, Jimmy Sunur – Jhon Batafor, Jimmy Sunur – Juprians Lamabelawa, Jimmy Sunur – Lukas Lipatama.
Sementara koalisi partai politik yang kedua PKB dan PDIP, tentunya akan mengusung kader partai masing-masing. PDIP yang secara terang-terangan menyatakan siap mendorong kader partai hanya menawarkan posisi wakil bupati dan posisi bupati diserahkan kepada PKB. PDIP mendorong kader tulennya Yohanes Brekmans Brino Tolok yang akrab disapa Broin Tolok alias Botol.
Jika demikian, maka PKB yang dipercayakan mengusung calon bupati pun akan menyodorkan kadernya sendiri yakni Simeon Lake Odel sang ketua partai.
Maka, koalisi partai politik yang kedua sudah kian jelas pasangan calonnya, Simeon Lake Odel – Broin Tolok.
Sedangkan koalisi partai politik yang ketiga, Demokrat, PAN, dan Gerindra, masih belum mengerucut.

Di Demokrat muncul tiga kandidat bakal calon bupati. Ada Hilarius Lukas Kirun, Gabriel Suku Kotan, dan Thomas Ola Langodai. Jika nanti pada lahirnya keputusan DPP Demokrat memutuskan Thomas Ola Langodai, maka ia akan disandingkan dengan tokoh dari selatan Yohanes Vianei Burin sang ketua Gerindra Lembata.
Maka pasangan calon koalisi partai politik ketiga pun terbentuk yakni Thomas Ola Langodai – Yohanes Vianei Burin.
Akankah prediksi koalisi partai politik dan pasangan bakal calon ini menuju kontestasi Pilkada Lembata 2024, kita nantikan dan ikuti bersama komunikasi politik partai politik selanjutnya.
Redaksi