LEWOLEBA – Kemunculan aktivis dn jurnalis Yohanes Brekmans Brino Tolok yang lebih dikenal dengan nama Broin Tolok alias Botol ternyata mendapat tanggapan positif masyarakat.
Sosok Broin Tolok yang dalam dunia aktivis terkenal sangat dekat dengan masyarakat kecil dalam perjuangan pergerakannya dianggap sebagai figur pemimpin muda yang lahir dari pergerakan rakyat.
Kemunculannya di kancah politik Pilkada Lembata dianggap sebagai bentuk perlawanan rakyat kecil terhadap kelaliman penguasa. Ia hadir sebagai sosok pemimpin yang akan memperjuangkan kepentingan rakyat jelata.
Pengacara muda Rafael Ama Raya kepada wartawan, Selasa, 7 Mei 2024 mengatakan, Broin Tolok merupakan sosok pemimpin muda yang lahir dari gerakan rakyat.
“Pemimpin muda yang satu ini sudah teruji. Ia menolak hidup bermewah-mewah meskipun ia bisa,” kata Ama Raya.
Broin Tolok memegang prinsip bahwa sebagai sesama manusia, tidak dapat mengkapitalisasi isu kemanusiaan atau isu lainnya yang berhubungan dengan ketidakadilan.
Menurutnya, Broin Tolok selalu tidak ingin menari di atas penderitaan orang lain. Itu yang membuat dia banyak diterima oleh masyarakat akar rumput hingga masyarakat kelas menegah.
Bahkan, kemampuan manuvernya dalam politik Lembata membuat ia pun dapat menembus tembok elit-elit politik di Lembata. Menariknya, hal itu dilakukan untuk kepentingan rakyat.
Broin Tolok sosok yang sederhana dengan kemampuan lobby yang baik. Ia dapat menyatukan berbagai kepentingan. Broin Tolok adalah simbol pemimpin rakyat kecil.
“Nah, saya ingat. Kepada siapa saja dia sangat menghargai pendapat orang. Saya tahu persis bagaimana dia sampai hari ini. Masyarakat butuh pemimpin yang berpihak kepada masyarakat sehingga dorongan itu awalnya datang dari masyarakat kecil,” jelas Ama Raya.
Sebagai penegak hukum, Ama Raya banyak menangani kasus-kasus hukum yang mestinya tidak terjadi jika pemerintah hadir. Sejauh ini kasus-kasus hukum selalu punya akar masalahnya baik budaya, ekonomi maupun politik.
Menurutnya, Lembata butuh pemimpin yang mengerti akar masalah dari setiap kasus hukum. Broin Tolok, bahkan saat berdiskusi soal hukum ia selalu membahas sampai ke akar masalahnya
Tak hanya itu, ia pun memiliki solusi konkret yang harus dilakukan tanpa konsekuensi anggaran yang masif. Hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh pemimpin muda yang lahir dari gerakan rakyat kecil.
Sejauh ini, sudah 24 Tahun pasca Lembata dimekarkan dari Kabupaten Flores Timur. Sudah sekian kali Lembata menjalani pemilihan Bupati.
Namun, aktivitas politiknya tidak lepas dari money politic. Rakyat dipaksakan memilih kandidat yang dianggap memiliki uang. Dampaknya, Lembata jatuh ke lubang kehancuran yang paling dalam.
Untuk itu, masyarakat Lembata kini harus bangkit dan melawan.
Broin Tolok sosok pemimpin muda yang paling tepat dan lahir dari gerakan rakyat kecil sekaligus sebagai simbol perlawanan rakyat kecil.
Ama Raya menegaskan, sudah saatnya rakyat Lembata merebut kekuasaan. Kekuasan harus jatuh di tangan rakyat Lembata. (Tim LembataNews)