LEWOLEBA – Paket Tunas, Kanis Tuaq – Nasir Laode yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) dn Partai NasDem dalam upaya peningkatan ekonomi di sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan, akan fokus penanganan di hulu dan di hilir.
Khusus untuk penanganan komoditi di sektor hilir, Calon Wakil Bupati Nasir Laode saat kampanye di Desa Dua Wutun, Kecamatan Nagawutun, Rabu (25/9/2924) menegaskan bahwa Paket Tunas dengan program hilirisasi akan berupaya memotong rantai pemasaran agar memberikan manfaat bagi masyarakat Lembata.
Khusus pemasaran komoditi yang pernah ia geluti sebagai pengusaha yang sudah sangat paham rantai pemasaran, ia bertekad memotong mata rantai pemasaran biaya tinggi yang selam ini merugikan masyarakat.
Ia mengambil contoh, jika selam ini masyarakat dan pengusaha mengirim komoditi gelondongan kemasan 100 kg, ke depan akan diubah.
Pengepakan yang biasanya dilakukan pengusaha sebelum melepas produk ke pasaran, akan dilakukan di Lembata. Sehingga, selain menambah nilai jual komoditi, juga dapat menyerap tenaga kerja untuk melakukan pengepakan.
Sehingga, produk yang dilepas ke pengusaha sudah dikemas sesuai kebutuhan pasar.
“Sehingga pola ini yang harus diubah, agar amanat desentralisasi bisa diwujudkan.
Membangun masyarakat dari desa, maka harus dikoreksi terkait kebijakan yang akan dilakukan nanti,” tegas Nasir Laode.
Ia menambahkan, Indonesia sebagai Negara kepulauan, maka pemerintah menyiapkan TOL laut yang disubsidi pemerintah. Subsidi pemerintah ini yang harus dimanfaatkan karena selama ini tidak berjalan maksimal dan hanya dinikmati segelintir pengusaha.
Sementara di sisi hilir, Calon Bupati Kanis Tuaq mengatakan, Paket Tunas akan mengolah lahan tidur dengan melakukan ekspansi lahan. Pemerintah akan menyiapkan sistem pengolahan atau perluasan lahan menggunakan eksavator.
Tetapi ia menantang para petani agar ketika pemerintah sudah membersihkan dan membuka lahan baru, maka masyarakat pun harus menanam.
“Kami amati di lapangan semua kebun dalam kondisi hutan. Mau potong sudah tidak mampu lagi jadi akan buka dengab eksavator, bangun lahan tidur menjadi kebun rakyat. Buka lahan baru pemerintah kasih gratis,” kata Kanis Tuaq .
Jika terpilih, Paket Tunas tidak saja mendorong petani menanam jagung. Akan tetapi, jika terpilih, maka sebagai pemerintah akan membeli hasil panen masyarakat untuk pakan ternak, karena akan selalu mendorong masyarakat untuk terus memelihara ternak. Sehingga, jagung selain sebagai pangan pokok masyarakat bisa juga untuk pakan ternak.
Sehingga, pengembangan sektor hulu dan hilir akan selalu menjadi perhatian pemerintah. Dalam kerjakeryini, tentu saja pemerintah tak bisa bekerja sendiri. Maka, pemerintah akan membangun kerja sama dengan pihak ketiga dalam konsep kerja sama.
Kebijakan kemitraan pun akan dibangun pemerintah dengan lembaga keuangan untuk membantu masyarakat yang selama ini sulit mengakses modal.
“Kalau ada masyarakat yang butuh pinjaman modal usaha, pemerintah akan lindungi dengan kerja sama kemitraan perbankan. Supaya jangan pinjam hari ini besok sudah selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam,” kata Kanis disambut tepukan tangan meriah.
Dengan skema kerja sama pinjaman, maka masyarakat baru membayar pinjaman baik pokok dan bunga, setelah menjual hasil panenan.
“Untuk sektor-sektor NTT (nelayan, tani, ternak) jangan ragu karena saya mantan kepala dinas sejagat dan wakil saya kuasai sektor kelautan, maka kami akan bangun sektor ini yang akan atasi berbagai persoalan lainnya,” tandas Kanis Tuaq.
Dalam kampanye, Paket Tunas memiliki yel-yel khas yang selalu dikumandangkan, dan disambut riang gembira oleh masyarakat yang hadir mengikuti kampanye perdana Paket Tunas.
Yang paling unik adalah ketika pemandu meneriakan kata “coblos”, serentak disambut masyarakat “botak”. Botak ini merujuk pada kepala plontos milik calon bupati Kanis Tuaq.
Kehadiran Paket Tunas di Desa Dua Wutun begitu dinantikan. Warga sudah datang menanti kehadiran paket ini sejak pukul 14.30 padahal kampanye baru mulai digelar pukul 16.00.
Antusias warga tampak ketika hari sudah mulai gelap pun mereka tetap setia di tempat duduk. Seakan enggan meninggalkan lokasi kampanye di Pasar Inklusif, Desa Dua Wutun, Kecamatan Nagawutun. (Tim LembataNews)
