HOELEA – HADIR para perayaan misa pentahbisan Gereja Paroki Salib Suci Hoelea dan pengresmian paroki baru Santu Fransisku Balauring, Bupati Lembata Petrus Kanisius Tuaq mengingatkan seluruh umat agar tidak hanya setiap hari di gereja, tetapi harus hidup di tengah umat dan masyarakat setiap hari.
Di awal sambutannya usai perayaan misa, Bupati Kanis Tuaq terlebih dahulu mengajak seluruh umat yang hadir untuk hening sejenak mengenang almarhum Romo Agus Guna yang semasa hidupnya berjuang membangun Gereja Paroki Salib Suci Hoelea.
Atas nama pemerintah, ia juga mengucapkan selamat atas pentahbisan gereja dan pengresmian Paroki Santu Fransiskus Balauring.
Ia juga berterima kasih kepada Uskup Mgr Fransiskus Kopong Kung yang sudah meresmikan dua paroki baru di masa awal kepemimpinannya bersama Wabup Muhamad Nasir yakni Paroki Santun Petrus Waikilok dan Paroki Santu Fransiskus Balauring.
Ia mengatakan, pemerintah berkomitmen berjalan bersama gereja untuk bersama-sama membangun manusia Lembata yang beriman dan sejahtera.
Pengresmian paroki baru, lanjutnya, merupakan pertanda pertumbuhan iman umat dan merupakan panggilan baru untuk saling bersatu dan bergandengan tangan untuk membangun masyarakat yang lebih baik.
“Di balik semua itu, semua kita tidak boleh tutup mata bahwa ekonomi umat masih terbatas. Oleh karena itu, saya mengajak mari menghemat pengeluaran keluarga dan umat terutama saat pesta, urusan adat dan utamakan kesejahteraan anak, pendidikan anak, dan kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati Kanis Tuaq.
Menurutnya, paroki merupakan benteng persaudaraan antar umat beragana. Perbedaan jangan memisahkan, tetapi memperkaya iman.
Ia juga mengajak untuk terus melestarikan budaya yang terus mengalami inkulturasi dengan agama lewat tarian liturgis, agar umat tak hanya hidup di gereja tapi dalam kehidupan sehari hari di tengah umat dan masyarakat.
Pemeruntah daerah berkomitmen selalu mendukung kegiatan pastoral dan pelayanan gereja. Ia yakin, kerja sama pemerintah dan gereja maka visi membangun Lembata yang beriman akan semakin nyata.
Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung dalam sambutannya mengatakan, membangun paroki baru tujuan utamanya adalah mendekatkan pelayanan dan dengan demikian diharaokan iman umat semakin berakar. Jadilah orang Katolik yang sungguh beriman. Ketika menjadi orang Katolik yang sungguh beriman, akan berbuka hati dengan sesama saudara yang hidup berdampingan walau ada perbedaan suku bahkan agama dan semua adalah saudara.
“Dan itu akan mungkin jika beriman sungguh. Jika iman tidak jelas sudah pasti banyak soal akan muncul dan akan saling curiga. Orang lain yang ada bersama kita, kita curiga, kita cemas, dan khawatir karena iman sendiri tidak kuat. Karena makin kuat iman makin bersahabat, makin bersaudara,” tegas Uskup Kopong Kung.
Ia pun mengisahkan perjalanannya dari Lewoleba menuju Kedang. Saat tiba di Wailolong, ia tak menduga mobilnya disetop sejumlah mama-mama berjilbab. Mereka tidak saja menunggu, tetapi bahkan menari dengan sukacita mengelilingi mobil.
“Bahkan mama Myslim minta berkat dan sata beri berkat (untuk) mereka,” kenang Uskup Kopong Kung.
Menurutnya, itu adalah hal luar biasa dari masyarakat Kedang. Kekerabatan hendaknya jangan dikacaukan dengan apapun dan l oleh siapapun.
Hadirnya patoki baru, urainya, agar iman Katolik makin kuat dan persaudaraan makin iklas, dan makin jujur. Jangan ada kecurihaan.
Ia juga berkeinginan agar wilayah Kedang dan paroki baru yang merupakan paroki subur karena airnya banyak maka pastir paroki baru diberikan tugas membangun paroki baru, paroki yang kaya hasil pertanian, dan jika dalam pemasaran ada kendala, ada Bupati yang baik yang berpikir memasarkan hasil bumi umat.
“Kalau masalah pemasaran, saya punya Bupati yang baik yang berpikir pasarkan hasil bumi umat. Yang penting tanamlah sebanyak-banyaknya. Jangan biakan air yang banyak hilang di laut sementara desa lain sulit air. Iman tanpa kesejahteraan ekonomi itu pincang dan paroki baru paroki harapan dari keuskupan. Saya mau pensiun tapi harapan dan cinta saya tidak luntur. Jadikan Kedang contoh kerukunan dan jadikan Lembata yang maju, kerja sama yang baik, semua umat berbeda agama kerja sama tanpa curiga, bangun Lembata,” tandas Mgr Fransiskus Kopong Kung. (Tim LembataNews)