* Simulasi Evakuasi Darurat Erupsi Gunung Api
LEWOLEBA – GUNUNG “Waho-waho” erupsi pada pukul 11.00. Awan panas tampak mengarah ke Desa Watuwatu dan Desa Lamadea, dua desa yang berada di lereng gunung berapi aktif “Waho-waho”.
Masyarakat yang sudah sejak lama hidup berdampingan dengan gunung berapi tersebut dikagetkan dengan suara gemuruh yang terdengar hingga radius 10 kilometer, disertai lontaran material pijar setinggi 1.000 meter dari puncak kawah.
Awan panas mulai meluncur ke arah selatan dan tenggara dengan kecepatan tinggi, mengancam beberapa desa di lereng gunung.
PVMBG Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Waho-waho menjadi Awas (Level IV) dan dibutuhkan evakuasi kedaruratan untuk mengevakuasi para korban yang mengalami luka bakar, patah tulang di tangan dan kaki, perdarahan di kepala dan tangan, pingsan, serta henti nafas dan jantung dengan teknik medical first responder. Korban diperkirakan sebanyak delapan orang.
Para lansia, anak-anak langsung dievakuasi petugas ke titik aman, sambil petugas lainnya mengevakuasi para korban yang terdampak erupsi.
Suasana ini terlihat saat simulasi evakuasi darurat erupsi gunung api yang digelar Basarnas di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, pada Jumat, 20 Juni 2025. Paraprtugad petugas adalah peserta pelatihan selama tiga hari yang berasal dari sejumlah desa di Lembata.
Dalam pelatihan dan simulasi ini, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan menggandeng Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata khususnya Pemerintah Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur dan sejumlah desa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur untuk melaksanakan simulasi evakuasi saat terjadi kedaruratan akibat erupsi gunung api.
“Mewakili Direktur Bina Potensi Basarnas Agus Haryono, kami menyampaikan bahwa simulasi ini merupakan implementasi dari hasil pembelajaran pencarian dan pertolongan saat evakuasi korban kemarin serta beberapa ilmu dari BPBD dan PVMBG mengenai erupsi gunung api dan penanganannya yang diikuti oleh 100 peserta yang datang dari berbagai desa di Kecamatan Ile Ape (Lewotolok),” ungkap Djefri DT Mewo, Kepala Pokja Pemberdayaaan Masyarakat Basarnas saat membacakan laporan panitia.

Ia menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dasar, keterampilan, serta pemahaman tentang prosedur SAR sehingga masyarakat mampu berperan aktif dalam upaya pencarian dan pertolongan (SAR) secara cepat, tepat, dan terorganisir dan dapat menjadi garda terdepan dalam memberikan pertolongan saat situasi darurat terjadi.
“Kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada stakeholders yang berpartisipasi dalam lancarnya giat ini di antaranya BPBD Lembata, Pemerintah Desa Jontona, PVMBG Lembata, serta seluruh peserta. Giat ini tidak akan berjalan lancar tanpa partisipasi kita semua, ini juga menjadi bukti bahwa sinergi masyarakat Lembata untuk belajar evakuasi kedaruratan sangatlah solid dan patut diapreasiasi,” terang Kepala Kantor SAR Maumere Fathur Rahman saat membacakan sambutan Direktur Bina Potensi Basarnas.
Acara pembukaan diakhiri dengan pemberian plakat kepada Plh Sekda Lembata, piagam penghargaan kepada Camat Ile Ape Timur, pemberian helm, tandu, alat bidai dan kaca mata safety kepada Kades Jontona, buku SAR Goes to school kepada Kepala Dinas dan Kepala SD Jontona yang diberikan langsung oleh Kepala Kantor SAR Maumere Fathur Rahman selaku perwakilan Direktur Bina Potensi Basarnas. (*/Tim LembataNews)