LEWOLEBA – POLEMIK di tubuh Tim Persebata Lembata yang berujung beredarnya surat pengunduran diri head coach Hasan Hadju, hingga saat ini belum diterima secara resmi Askab PSSI Lembata. Sesuai kontrak kerja antara Askab PSSI Lembata dengan head coach Hasan Hadju, masih berlaku sampai 12 Mei 2025.
Ketua Askab PSSI Lembata Gusti Making didampingi Sekretatis Umum Agus Koten dan Wakil Ketua dan Manajer Persebata Abdul Syukut Wulakada kepada awak media di Lembata, Sabtu, 29 Maret 2025 sore tadi, menjelaskan, sejauh ini Askab PSSI Lembata belum menerima surat resmi pengunduran diri dari Hasan Hadju selaku pelatih kepala Persebata Lembata.
Menurutnya, soal pengunduran diri itu baru sebatas pernyataan pribadi Hasan Hadju sebab, surat pengunduran diri yang beredar luas itu tidak ditujukan kepada Askab PSSI Lembata.
Seharusnya, lanjut Gusti Making, jika mengundurkan diri, maka ia membuat surat ditujukan kepada Ketua Askab PSSI dengan dilampirkan pernyataan pengunduran diri yang sudah tersebar luas tersebut.
“Jadi soal pengunduran diri (head coach), surat itu hanya pernyataan dan tidak ditujukan ke Ketua Askab yang berikan kontrak. Harusnya surat kroada Ketua Askab dan lampiran pengunduran diri. Sehingga belum bisa berikan pernyataan karena belum terima surat resminya,” tegas Gusti Making.
Ia menambahkan, jika surat resmi pengunduran diri dimasukkan, baru akan dibawa dalam rapat dan dibahas di Komite Eksekutif. Sebab acuan pengambilan keputusan di Askab untuk memutuskan pelatih mundur atau tidak kembali kepada pelatih dan keputusan Komite Eksekutif.
Menurutnya, jika nanti ternyata Hasan Hadju benar-benar mundur, maka dalam persiapan singkat menuhu seri nasional Liga 4 di Yogyakarta, akan bekerja keras mencari pelatih baru berlisensi B atau setidaknya mencari pelatih baru dan mencari lisensi B untuk dipakai agar bisa membawa tim ke seri nasional.
Ia menambahkan, sekakioun tetap mempertahankan Hasan Hadju melayih Persebata, Askab masih harus mencari pelatih berlisensi B, mengingat Hasan Hadju juga belum memiliki lisensi B.
Manajer Persebata Abdul Syukur Wulakada menjelaskan, polemik di tubuh Persebata hingga muncul pernyataan salah satu pemain di media sosial hingga pengunduran diri head coach Hasan Hadju sudah diupayakan untuk diselesaikan di Kupang.
Saat itu, sebagai manajer ia sudah mempertemukan pemain atas nama Master dengan Hasan Hadju dan keluarga. Saat awal pertemuan, ada pihak keluarga head coach yang sempat melempar Master menggunakan helm dan pentung. Sehingga, Master bersama asisten oelatih dan Hasan Hadju diungsikan ke kamar dan pembicaraan berlanjut hingga pernyataan maaf dari Master.
Hanya saja, ia sempat menyesalkan dikeluarkannya video permohonan maaf tanpa sepengetahuan dirinya selaku manajer tim.
Ia menjelaskan, gesekan yang terjadi saat pemusatan pelatihan, sudah disikapu dengan kepala dingin agar polemik tak berlanjut.
Sehingga, polemik terkait prmain senior yang diikutsertakan dalam tim, semuanya diserahkan sepenuhnya kepada pelatih untuk menetapkan.
Manajemen, lanjutnya, sama sekaki yidak memandang remeh pemain senior yang dibawa. Semuanya diperlakukan sama, baik yang masuk daftar mauoun tidak namun tetap diikutsertakan dalam tim.
“Kami perlakukan semua sama. Tidak ada yang diistimewakan karena kemenangan adalah berkat seluruh tim yang dibawa,” kata Syukur Wulakada dan menambahkan, “Semua diperlakukan seperti pemain inti. Itu inti kebersamaan, keiklasan dan ketulusan bersama”.
Walau belum mampu membawa Persebata menjuarai ETMC, namun sebagai manajer ia menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Lembata dan semua pihak yang telah membantu Persebata selama persiapan sampai mengikuti perhelatan ETMC, hingga tiba kembali di Lembata.
“Tidak menyangka euforia penjemputan yang begitu luar biasa dan sangat terharu walau kami belum berikan titik kepuasan kepada masyarakat,” tutupnya. (Tim LembataNews)