LEWOLEBA – Kehadiran 15 ribu lebih massa pendukung pada kampanye akbar Paket Tunas, Petrus Kanisius Tuaq – Muhamad Nasir di Lapangan Pantai Wulenluo, Sabtu, 16 November 2024 menjadi kunci kemenangan Paket Tunas pada Pilkada Lembata 27 November 2024 mendatang.
Paket Tunas yang mengusung tagline Nelayan, Tani, Ternak (NTT) bertekad membangun ekonomi masyarakat melalui sektor riil nelayan, tani dan ternak yang menjadi sumber hidup 80 persen masyarakat Lembata.
Karena itu, jika 15 ribu lebih massa pendukung Paket Tunas yang hadir pada kampanye akbar di Pantai Wulenluo berkomitmen yang sama, maka akan menjadi kunci kemenangan Paket Tunas pada 27 November 2024.
Ketua DPD PAN Kabupaten Lembata Lorensius Ola Keraf di awal kampanye akbar Paket Tunas menegaskan, kehadiran 15 ribu orang dalam kampanye akbar sudah bisa memberikan jaminan kemenangan bagi Paket Tunas. Apalagi, jika dari 15 ribu yang hadir ini, diberikan tugas kembali dan masing-masing mencari tambahan satu orang lagi, maka sudah ada 30 ribu orang.
“Kalau seperti ini, apakah bapa mama masih ragu Pilih Tunas. Kalau bapa mama yang hadir hari ini ada 15 ribu kembali dan cari tambah satu orang lagi maka sudah ada 30 ribu orang, maka selesai sudah,” tegas Lorens Keraf.
PAN dan NasDem, lanjutnya, telah melahirkan Paket Tunas yang memberikan perhatian khusus bagi nelayan, tani ternak. Karena itu, jika ingin agar anak petani dan nelayan menjadi bupati dan wakil bupati Lembata, maka tetapkan pilihan pada Paket Tunas, nomor 4 pada 27 November 2024 nanti.
Yohanes Lake, mewakili keluarga pada kesempatan itu mengatakan, Kedang akan membawa Petrus Kanisius Tuaq dan Muhamad Nasir untuk mengunci kemenangan karena perjuangan keduanya sesuai hati nurani.
Pada 13 November lalu ketika dirinya menghadiri kampanye di Desa Kalikur, ia melihat dua kursi yang sudah diikat, lalu diatur dan mereka menandu Kanis – Nasir dari gerbang Desa Kalikur menuju leu puhe alang ayaq (pusat kampung) untuk konsolidasi.
Kanis – Nasir yang diusung itu akhirnya mendapatkan reaksi negatif banyak kalangan. Bahkan, ada yang mengatkan seolah menjadi manusia primitif dalam menjalankan proses politik ini.

Terhadap penilaian negatif itu, ia menjelaskan bahwa kursi merupakan lambang kekuasaan. Pada pemilu legislatif lalu juga merebut kursi dan kata yang dekat dengan kekuasaan adalah kursi. Maka Kanis dan Nasir yang diusung dan duduk di atas kursi adalah perjuangan merebut kekuasaan.
Ia juga menegaskan bahwa, dengan mendudukan Kanis – Nasir di kursi dan diusung, adalah pilihan orang Kedang kepada Kanis – Nasir untuk memimpin Lembata.
“Jadi apa yang terjadi pada 13 November itu sebenarnya orang Kedang sudah pilih, tanggal 27 (November) itu hanya untuk cap saja dan 28 (November) itu kita pawai kemenangan,” tegas Yohanes Lake yang pernah dua kali maju calon bupati dan meraih suara cukup signifikan.
Sehingga ia yakin jika sudah keluar dari Kalikur yang adalah pusat Kedang, Uyelewun dan mengantarkan Kanis – Nasir adalah pilihan politik final yang ada di Kedang.
Ia juga menyentil politik uang. Menurutnya, dengan kehadiran massa pendukung Paket Tunas yang jumlahnya begitu banyak, maka jika ada yang mau menggunakan uang untuk membayar, maka sampai selesai Pilkada pun uangnya tidak bisa terdistribusi. Sehingga ia menyarankan agar mereka menyimpan uangnya untuk membiayai ketika masuk rumah sakit.
Ferdi Koda, mantan Ketua DPRD Lembata 2014-2019 menegaskan, satu kenyataan bahwa 25 tahun berotononi, Lembata euforianya hanya ada di Paket Tunas dan ia memilih bersama Tunas karena kedua orang calon ini adalah orang baik.

“Kalau dua orang ini baik kenapa piker-pikir lagi. Saya ada di sini karena mereka dua orang baik. Programnya sangat menyentuh kebutuhan masyarakat nelayan, tani, ternak. Mereka sentuh ini maka kemiskinan tidak ada lagi di Lembata dan mari sepakat dukung Paket Tunas,” tegas Ferdi Koda.
Sementara itu Kanis Tuaq, calon bupati Paket Tunas mengakui sangat luar biasa kehadiran massa pendukung pada kampanye akbar ini.
“Luar biasa. Saya tidak membayangkan kehadiran bapa mama seperti ini. Terima kasih dan mari tetap bergandengan tangan sampai 27 November,” kata Kanis Tuaq.
Ia juga mengajak para ASN untuk memberikan dukungan doa dalam perjuangannya. Menurutnya, ia hanya pamit dari ASN karena tuntutan UU dan ia pergi untuk kembali.
Ia berharap, dukungan dari ASN pada 27 November nanti agar ia bisa kembali dan bersama-sama membangun Lembata yang dicintai ini.
Calon wakil bupati Paket Tunas Muhamad Nasir menambahkan, pertemuan pada sore ini dalam kampanye akbar Paket Tunas merupakan titik simpul dari pesta demokrasi.
Ia juga mengutip Benazir Bhutto yang mengatakan sebuah kapal tidak dibangun untuk dipajang di pelabuhan tetapi untuk berlayar dan mengarungi samudra sampai pada pelabuhan tujuan.
Karena itu, perjuangan demokrasi harus sampai pada pelabuhan tujuan yakni kemenangan.
“Perjalanan demokrasi di Kabupaten Lembata bukan saja melaksanakan amanat dari konstitusi itu sendiri tetapi mereduksi kebijakan dan program pembangunan jangka panjang di daerah ini yang akan dijabarkan di dalam program pembangunan jangka menengah untuk membangun Lembata,” Kata Muhamad Nasir.
Ditegaskannya, lebih dari 80 persen masyarakat Lembata yang meliputi nelayan, tani, dan ternak, buruh dan tukang ojek serta pekerjaan lainnya. Maka sentuhan-sentuhan kebijakan yang belum dirasakan yang mana hari ini dipaparkan banyak juga kebijakan-kebijakan yang dilontarkan terkait dengan program yang sungguh tidak menyentuh harapan itu sendiri dan ketika menyerahkan pilihan demokrasi pada orang yang tidak paham maka harapan terwujudnya program yang diharapkan tidak akan terwujud.
“Perjuangan demokrasi menuju kemenangan titik kulminasi dan jawabannya di 27 November. 80 persen masyarakat terkonsentarsi pada nelayan, tani, ternak, termasuk buruh pelabuhan, ojek sereta pekerjaan lainnya. Dalam konteks kehidupan ekonomi perlu diukur potensi ketimpangan. Bicara perubahan dan titian perubahan itu harus dititipkan kepada orang yang mengerti perubahan,” tegas Muhamad Nasir.
Ia mengakui, semua paslon yang ada mempunyai ide dan gagasan yang menawan. Tetapi, tidak saja ide dan gagasan yang menawan,m tetapi dibutukan juga yang bisa mengeksekusi “Kalau tidak mampu mengekseskusi sebuah perubahan itu namanya kolongpohong,” katanya. (Tim LembataNews)