LEWOLEBA – Untuk mengetahui komitmen pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati terkait Pekerja Migran Indonesia (PMI), Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) Lembata menggelar dialog bersama pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan ikut dalam kontestasi Pilkada Lembata 2024. Dialog bersama Paslon digelar di Annisa Resto, Lewoleba, Kabupaten Lembata pada Kamis, 24 Oktober 2024.
Sayangnya, dialog bersama ini seakan ditanggapi setengah hati oleh Paslon bupati dan wakil bupati. Pasalnya, dari enam Paslon, hanya dua paslon yang bersedia hadir langsung yakni Paslon nomor urut 1 Jimmy Sunur, dan Paslon nomor urut 4 Petrus Kanisius Tuaq. Sedangkan paslon lainnya yakni Paslon nomor urut 2 Thomas Ola Langodai – Gaudensius Huar Noning, Paslon nomor urut 3 Yohanes Vianey Kia Burin – Paulus Doni Ruing, Paslon nomor urut 5 Marsianus Jawa – Paskalis Laba hanya mengutus tim pemenangan. Sementara Paslon nomor urut 6 Simeon Lake- Marsianus Sada Uak tak hadir dan juga tak mengirim tim untuk menghadiri dialog bersama ini.
Ketidakhadiran Paslon dalam dialog bersama untuk melihat visi misi dan program kerja terkait tata kelola migrasi aman dan berbiaya ringan sesuai mandat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 sempat disentil moderator Elias Keluli Making bahwa semoga ketidakhadiran Paslon itu bukan karena memandang agenda membicarakan nasib buruh migran ini tidak penting, tetapi murni karena kesibukan mereka di lapangan untuk berkampanye.

Dari dua Paslon yang hadir itu pun hanya Kanis Tuaq yang bertahan dan berdialog dengan audiens peserta dialog hingga selesai. Sedangkan Jimmy Sunur hanya memaparkan materi visi misi dan sempat bersitegang dengan moderator, lalu pamit dan meninggalkan forum dialog karena ada agenda kampanye.
Dalam dialog bersama Paslon ini, para peserta begitu bersemangat mengulek kepedulian para Paslon terhadap keberadaan buruh migran di Lembata.
Calon Bupati Paket Tunas Petrus Kanisius Tuaq merespon audiens yang menyoroti keberadaan buruh migran di Lembata mengatakan, berbicara tentang buruh migrasi yang aman, sebenarnya aman sudah ada di regulasi. Apalagi, saat ini pemerintah telah memfasilitisai hadirnya petugas imigrasi di pelayanan terpadu Mall Pelayanan.
“Tinggal buruh migran datang ke kantor pelayanan terpadu untuk mengurus dokumennya. Yang jadi jadi soal kadang buruh migran ditelepon keluarganya dari Malaysia minta datang karena ada kerja dan langsung jalan,” katanya.
Karena itu, tugas pemerintah adalah penjagaan ditingkatkan dan terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar bekerja ke luar negeri secara aman.
Menjawab terkait niat Paket Tunas memulangkan para buruh migran lewat program mama senang dan bapa senang, karena pertimbangan jika bekerja di luar, biasanya menimbulkan banyak permasalahan, di antaranya dapat menimbulkan penyakit, kasus penganiayaan bahkan samp;ai meninggal, juga terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, terkadang upah para buruh migran tak sesuai iming-iming saat diberangkatkan.
Memulangkan para buruh migran, lanjut Kanis Tuaq, solusinya adalah dengan mengajak masyarakat bertani, beternak dan menjadi nelayan. Untuk itu, jika terpilih, pemeritah akan menyiapkan lahan dengan memanfaatkan lahan tidur di Lembata saat ini yang masih begitu luas yakni mencapai 58 ribu hektare.
Para buruh migran yang pulang terlebih dahulu didata di Dinas Tenaga Kerja agar diketahuii keberadaannya. Mengingat, selama ini setelah kembali tanpa pendataan, sehingga terkadang tak ditangani.

Dengan pendataan, maka nantinya dapat diarahkan untuk bekerja di hulu dan hilir dalam bidang nelayan, tani, dan ternak (NTT).
“Selama ini pulang dibiarkan dan tercecer. Jadi harus didata agar bisa diintervensi di pemberdayaan. Jadi di Imigrasi juga siapkan dua pintu, pintu kerangkatan, dan pintu kembali. Yang tidak ada lahan disampaikan dan Pemda siapkan,” katanya.
Ia melanjutkan, dengan memanfaatkan lahan tidur yang ada, Paket Tunas yakin akan dapat menyerap tenaga kerja yang begitu banyak karena bergerak di sektor riil. Sehingga, masyarakat tidak lagi merantau ke Malaysia, tetapi merantau di Lembata dan bekerja di sektor riil dan terkait pemasaran akan disiapkan pemerintah.
Paket Tunas juga sudah menyiapkan pemasaran hasil pertanian dan komoditi masyarakat, dengan harga disesuaikan dengan harga pasar. Harga dipantau dan disebarkan lewat jaringan, sehingga ketika pengusaha menawarkan harga petani sudah tahu. Di sini, pemerintah juga akan berperan di sektor hulu dan hilir. Ia juga menyentil soal akurasi data buruh migran yang belum akurat selama ini. Karenanya, jika Paket Tunas terpilih, ia berjanji akan mengevaluasi sistem pendataan agar buruh migran yang selama ini pergi dan pulang dapat didata secara baik. Dan untuk itu, maka jangan ada lagi buruh migran yang perdi dan pulang tidak diketahui pemerintah. (Tim LembataNews)