LEWOLEBA – Peristiwa memalukan terjadi di penghujung pelaksanaan Festival Lamaholot yang digelar di Pantai Wulenluo, Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, pada Minggu (20/10/2024) dini hari. Pasalnya, pasca penutupan Festival Lamaholot yang digelar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mempromosikan potensi pariwisata Lembata pada Sabtu (19/10/2024) malam itu, terjadi peristiwa perampasan kursi oleh vendor festival dari peserta festival yang berada di stan pameran UMKM yang berasal dari Flores Timur dan Sikka.
Peristiwa perampasan ini sangat bertentangan dengan etika Lamaholot yang sangat menjunjung tinggi adat sopan santun apalagi terhadap para tamu. Selain itu, peristiwa perampasan kursi ini sangat bertentangan dengan Sapta Pesona pada poin keenam yakni ramah.
Kronologi perampasan kursi itu dikemukakan peserta pameran asal Flores Timur yang tergabung dalam Komunitas Titik Kumpul.
Ia mengisahkan, saat selesai acara penutupan festival, masih banyak pengunjung yang berkunjung dan membeli aneka produk UMKM yang ada di stan para peserta pameran festival.
Tiba-tiba, datang sekelompok orang yang mengaku sebagai vendor festival untuk mengambil kursi di stan pameran.
Padahal, kursi tersebut sedang dipergunakan oleh peserta pameran dan pengunjung stand. Sontak saja, peserta pameran UMKM dari Kabupaten tetangga sangat kecewa. Mereka mempersalahkan panitia festival yang dinilai tidak siap sebagai penyelenggara.
Orang yang mengaku sebagai vendor dalam kegiatan festival Lamaholot itu mengaku akan mengemas seluruh perlengkapan yang disediakan. Padahal kegiatan pameran masih berlangsung dan stan pameran masih ramai dikunjungi.
Salah satu peserta UMKM Kopi asal Kabupaten Flores Timur Pace Flo, Pemilik Kopling menyesalkan tindakan vendor yang dinilainya berlebihan. Ia sangat menyayangkan perampasan kursi itu karena terjadi di hadapan staf Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata yang tampak tidak berdaya menghadapi vendor.
“Kenapa hanya pengunjung kami yang diambil kursinya, coba ambil kursi yamg sedang di pakai bule (wisatawan mancanegara) juga. Inikah yang dibilang sukses penyelenggaraan? Kalau panitia tidak siap jangan undang kami,” ujarnyaPace Flo kesal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata Yakobus Jack Wuwur menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa itu. Menurutnya, insiden itu terjadi karena komunikasi yang belum berjalan baik.
“Hal insiden semalam sesuai laporan tim lapangan dan penyedia jasa, hanya karena komunikasi yang belum baik. Untuk hal ini, sebagai penyelenggara kami menyampaikan permohonan maaf kepada teman-teman UMKM,” kata Jack Wuwur.
Menurut dia, insiden itu mungkin dipicu vendor/penyedia jasa kursi dan tenda serta lainnya yang ingin mengamankan perlengkapan karena event telah ditutup dan jam telah larut malam, maka penyedia jasa mulai melakukan pengamanan atas semua barang.
Hal ini juga sebagai antisipasi kondisi cuaca yang tidak bersahabat mengingat pada hari ke-2 dan ke-3 event ini, ada kerusakan tenda yang tentu menjadi risiko bagi vendor. “Sekali lagi atas kondisi ini, kami menyampaikan permohonan maaf,” tutup Jack Wuwur. (Tim LembataNews)