LEWOLEBA – Serangkaian pertunjukan seni musik dan tari, film dokumenter dan pameran fotografi ditampilkan dalam Lembata Maestro Festival. Lembata Maestro Festival merupakan panggung eksebisi yang bertujuan untuk memperkenalkan kiprah dan karya maestro seni tradisi dan alat musik tradisional Tatong Edang Lia Namang masyarakat Lembata yang diperkenalkan dan diwarisi secara konsisten oleh mendiang almarhum Frans Paya.
Selain Frans Paya, Lembata Maestro Festival juga menampilkan karya dan kiprah dari Yosep T Waleng, maestro seni kontemporer Lembata yang mengembangkan dan mewariskan budaya lokal Lembata melalui gerak tari melalui Sanggar Cipta.
Festival ini diselenggarakan di lokasi ex Harnus dengan tajuk “Simfoni Tradisi Harmoni Nada dan Tari” dan berlangsung selama 3 hari dari tanggal 23 hingga 25 Agustus 2024.
Pada opening ceremony ketua Langit Jingga Films Emanuel Hasan Lamaking menyampaikan bahwa Festival yang digelar oleh komunitasnya terlaksana atas fasilitasi pendanaan Dana Abadi Kebudayaan Kemendikbudristek RI.
“Festival ini terlaksana atas fasilitasi Kemendikbudritek RI melalui Dana Abadi Kebudayaan, terima kasih Kemendikbudristek RI,” ungkapnya.
Elmo (sapaan akrabnya) juga menyampaikan terima kasih kepada komunitas lokal kolaboratif oleh Langit Jingga Films dan komunitas Gempita, Timore Art Grafitti dan Titik Kumpul Komunitas yang telah terlibat berkolaborasi menyukseskan kegiatan akbar tersebut.
“Terima kasih kepada seluruh komunitas patner yang sudah membantu terlaksananya kegiatan ini,” paparnya.
Opening Ceremony Lembata Maestro Festival dibuka dengan tarian kolosal kolaborasi Ari and Friends Sanggar Cipta Lembata besutan Maestro seni tari Yosep T Waleng yang menampilkan harmoni musik, tari, dan alat musik tradisional seperti Tatong dan Gambus.
Hadir pada kegiatan ini Jack Wuwur, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Andi Syarifudin perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPK) XVI Nusa Tenggara Timur.
Jack Wuwur ditemani Emanuel Hasan Lamaking dan Andi Syarifudin disaksikan ratusan penonton memukul gong sebanyak tiga kali sebagai simbol dimulainya festival ini.
Selama tiga hari ke depan semua akan menyaksikan persembahan pentas seni berupa tarian dan alat musik tradisional, tarian kontemporer, pentas musik tradisi, kontemporer, galeri budaya karya maestro Lembata, live mural dan screening serta diskusi film dokumenter Maestro Seni Tradisi Lembata.
Elmo mengajak semua masyarakat Lembata untuk datang dan menyaksikan persembahan terbaik dari para penampil dan “Mari kita saksikan rangkaian pentas dan pameran yang kami suguhkan untuk mengenang dan meneruskan karya seni dari para maestro,” ajaknya.
Festival ini pun menghadirkan maestro musik neotradisi Indonesia, Ivan Nestorman. Sang maestro akan berkolaborasi dengan Sanggar Cipta Besutan Yosep T Waleng, Sanggar Tatong Edang Lia Namang dari Desa Leuwayan besutan mendiang Frans Paya dan para seniman Lembata lainnya.Kolaborasi Ivan Nestorman dan seniman Lembata akan ditampilkan pada hari ke tiga pada acara puncak Lembata Maestro Festival. (Tim LembataNews)