LEWOLEBA – Penjabat Bupati Lembata Paskalis Ola Tapobali telah kembali ke Lembata pada Rabu, 29 Mei 2024 usai dilantik Penjabat Gubernur NTT Ayodhya Kalake di aula El Tari Kupang, pada Selasa, 28 Mei 2024.
Tiba di tanah Lembata, penyambutan sederhana dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata. Penyambutannya memang agak sederhana, jika dibandingkan penyambutan dua Penjabat Bupati Lembata terdahulu yakni Marsianus Jawa dan Matheos Tan.
Usai diterima secara adat, Paskalis Tapobali langsung menuju kediaman Ibundanya di Lorong Poloama, Wangatoa. Di hadapan pigura almarhum ayahnya, ia didampingi istri menyalakan lilin dan berdoa. Ia tak kuasa menahan tangis. Air mata pun tumpah di hadapan pigura sang ayah.
Ibunda tercinta yang masih hidup kemudian memberikan berkat bagi ia dan istrinya dengan memberikan tanda di dahi.
Dalam acara ramah tamah sederhana di kediamannya di Wangatoa, Paskalis Tapobali bertekad akan tegak lurus dengan pimpinan di atasnya.
Hal itu dia akui karena lambang Garuda yang tergantung di dadanya bukan diperoleh melalui perjuangan politik atau melalui Pilkada. Akan tetapi, Garuda yang tergantung diperoleh karena memenuhi standar tertentu sesuai Permendagri 23.

“Kalau saya tegak lurus maka teman-teman (pimpinan OPD) juga harus tegak lurus. Lima pesan itu (pesan Presiden yang disampaikan Penjabat Gubernur saat pelantikan), akan dibuatkan rencana aksi demi perbaikan tata kelola dan kualitas pelayanan publik,” tegas Paskalis Tapobali.
Ia pun kembali menegaskan lima poin penegasan Presiden yang disampaikan Penjabat Gubernur NTT Ayodhya Kalake saat pelantikan di aula El Tari Kupang, Selasa, 28 Mei 2024).
Pertama soal pilkada, harus memaksimalkan dan menjaga stabilitas politik lokal,fungsikan semua komponen pilkada.
“Ini yag dalam program utama laksanakan lima pesan utama Presiden melalui Gubernur.
Desk Pilkada sudah dipersiapkan dan akan dilaksanakan,” katanya
Kedua terkait penyerapan APBD. Penjabat Gubernur membacakan realisasi belanja dan PAD. Hanya saja, Lembata masih lebih baik dari Flotim.
“Secara triwulan di bulan Mei harusnya sudah di atas 25 persen tapi masih di 17 persen jadi diminta segera diserap karena akan berdampak pada pelayanan publik,” kata Paskalis Tapobali.
Karena itu, akan maksimalkan perangkat daerah untuk mengejar target belanja dan PAD yang sudah ditetapkan.

Ketiga persoalan stunting. Penilaian delapan aksi konvergensi, sesuai target nasional sudah lampaui diangka 7 persen lebih. Di NTT stunting minus delapan, mengikuti seluruh tahapan konvergensi dan gubernur meminta untuk mengikuti pedoman yang ada kecuali ada pola dan improfisasi.
Keempat persoalan inflasi. Walau perbandingan nasional inflasi Lembata tidak berarti tapi harus antisipasi dan lakukan pemantauan pasar dan lihat rencana aksi.
Kelima soal kemiskinan ekstrem, sudah diselesaikan Litbang dan Dinas P2KP, tapi akan dilihat lagi berdasarkan lokus dan di dusun mana, dan melihat persoalan apa yang menyebabkan kemiskinan ekstrem. Jika tak bisa diangkat lagi maka pola bansos dan hibah akan dilakukan. (Tim LembataNews)